PATI, Portaljateng.com -Wukuf di Arafah merupakan salah satu rukun haji yang harus dilakukan oleh setiap jamaah agar ibadah hajinya sah, sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “al-hajju `arafah” artinya haji itu adalah Arafah. Ini mengandung makna bahwa wukuf di Arafah adalah puncak syarat sahnya ibadah haji.
Wukuf berasal dari kata “waqafa” yang artinya “berhenti”. Secara harfiah wukuf berarti berdiam diri. Wukuf di Arafah adalah berada di Arafah pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9 Dzulhijah sampai matahari terbenam dengan berpakaian ihram.
Pada saat wukuf disarankan untuk memperbanyak doa sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan. Juga memperbanyak taubat memohon ampunan Allah SWT (subhanahu wa taala). Sebab saat wukuf adalah saat yang utama untuk berdoa, memohon ampun dan bertaubat. Selain itu juga perbanyak ibadah lainnya seperti membaca Al Qur`an, takbir, tahmid, tahlil dsb.
Selama wukuf jangan sampai melakukan sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan kesucian ibadah. Arafah berjarak sekitar 25 km di sebelah Timur kota Makkah dan merupakan padang pasir yang amat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit-bukit batu yang membentuk setengah lingkaran.
Saat ini sudah ditanami dengan pohon-pohon. Di padang yang luas ini, pada berkumpullah lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia untuk melaksanakan inti ibadah haji, ibadah wukuf.
Di Padang pasir ini terdapat Jabal Rahmah, sebuah bukit dengan tugu yang diyakini tempat bertemunya Nabi Adam dan istrinya Hawa setelah terpisah dan hidup terpencar hampir 200 tahun menyusul diturunkannya mereka ke bumi dari surga.
Adam konon, diturunkan di jazirah India . Sedangkan Hawa turun di Irak. Keduanya baru bertemu di Jabal Rahmah. Barangkali karena itupula maka namanya Bukit Kasih Sayang (jabal=bukit, rahmah=kasih sayang). Namun di bukit itu telah banyak coretan nama yang kadang beruliskan nama Indonesia.
Pada puncak haji, mendaki Jabal Rahmah tidak dianjurkan, panitia haji khawatir, jamaah tersesat tak dapat menemukan tenda tempatnya menginap.
Wukuf memang hanya berdiam, tapi dalam diam itu langit bergemuruh mendengar doa yang dipanjatkan berjuta jamaah. Luas Arafah dibatasi. Jika diukur hanya sekitar 3,5 kali 3,5 kilometer persegi.
Batas Arafah ditandai dengan papan hijau bertulisan putih Arafah Starts Here atau Arafah Ends Here. Itu batas Arafah. Dahulu, Arafah adalah bukit tandus, tapi sekarang, Arafah mulai hijau.
Bisa saja jamaah haji lalai memetik daun karena terkagum di bukit yang kerontang terdapat pohon hijau subur. Karena sedang ihram, jamaah itu harus membayar dam atau denda.
Keadaan di Arafah ini merupakan replika di padang Mahsyar saat manusia dibangkitkan kembali dari kematian oleh Allah SWT. Saat itu semua manusia sama di hadapan Allah SWT, yang membedakan hanyalah kualitas imannya.
Adapun keutamaan Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW ,”Do`a yang paling baik adalah doa di hari Arafah”. Dalam riwayat lain Rasulullah SAW juga bersabda ,
“Tidak ada hari paling banyak Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka kecuali hari Arafah”. Di Arafah sebagai anak-anak Nabi Adam AS (alaihi salam) dari berbagai bangsa, suku dan lain-lain, dipertemukan tanpa ada perbedaan.
Pada saat yang bersamaan dengan mengenakan pakaian yang sama, seluruh jamaah haji berkumpul di Arafah tepat tanggal 9 Dzulhijjah. Pada waktu yang mulia ini malaikat akan turun dari langit teringgi ke langit dunia. Allah SWT akan membanggakan para jamaah yang wukuf di Arafah kepada malaikat,
“lihatlah hambaKu, mereka dating dari penjuru dunia dengan tulus, berdebu, lesu, letih. Mereka hanya mengharapkan rahmatKu walaupun mereka belum meihat azabKu, siksaanKu”, makna Arafah sendiri berasal dari at pertemuan dua insane, yaitu ketika Nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan dari surga.
Adam dan Hawa berpisah dalam jangka waktu lama, akhirnya dengan izin Allah SWT, mereka bertemu di bukit Jabal Rahmah yang terdapat di tengah padang Arafah. Adam mengetahui Hawa dan Hawa mengetahui Adam, `arafahaa wa `arafathu, mereka saling bertemu dengan penuh kasih sayang.
Untuk menandai pertemuan tersebut dibangunlah tugu berwarna putih di Jabal Rahmah. Arafah juga berarti pengetahuan, karena ketika Malaikat Jibril mengajak Nabi Ibrahim AS untuk bertawaf dan ditunjukkan banyak hal kepadanya, Jibril selalu bertanya,
“Tahukah anda” (a`rafta), Ibrahim menjawab, “aku tahu, aku tahu” (`araftu, `araftu). Di padang inilah pula, manusia dapat menemukan ma`rifat pengetahuan sejati tentang jati diri, kesadaran akan langkah-langkahnya, serta akhir perjalanna hidup kelak.
Rasulullah Saw bersabda: “Wahai Manusia! Sesungguhnya Tuhanmu adalah Esa dan sesungguhnya bapakmu itu satu. Dan setiap kamu dari Adam dan Adam dari segumpal tanah, sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Orang Arab tidak lebih utama daripada orang lainnya kecuali dengan taqwa. Bukankah aku telah sampaikan.”
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada waktu wukuf di Arafah ialah; waktu wukuf di Arafah ialah, wukuf harus benar-benar di dalam batas Arafah. Tidak boleh berada di luar batas Arafah.
Waktu yang afdhal untuk meninggalkan Arafah setelah matahari terbenam. Hal ini sesuai dengan yang dilakukan Rasulullah SAW, beliau melakukan wukuf di Arafah sampai matahari terbenam dengan sempurna.
Diyakini, Arafah merupakan tempat yang makbul untuk menyampaikan segala permohonan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, kesempatan berhaji di Arafah pasti tidak akan disia-siakan oleh para jemaah haji untuk menyampaikan apa saja kepada Sang Maha Pencipta
Ali Musyafak/ Kepala MTsN 1 Pati