Upacara Mondosio di Tawangmangu 2023 Salah Satu Cara Ngalab Berkah Bacaleg Pemilu 2024

KARANGANYAR, Portaljateng.com -Ratusan warga Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar tumplek blek di Pendapa Lingkungan Pancot pada Selasa (22/8/2023) untuk menyaksikan upacara adat Mondosiyo atau disebut upacara abur ayam, termasuk pejabat dan para bakal calon anggota legislatif (caleg).

Upacara adat ini merupakan tradisi ratusan tahun yang masih dijaga hingga kini. Sejumlah pejabat hingga kalangan politikus dan bacaleg dari berbagai partai politik di Karanganyar ikut serta memeriahkan acara tersebut. Salah satunya Eko Pujianto yang merupakan warga asli Tawangmangu dan akan ikut serta dalam kontestasi pemilu 2024 yang akan datang.

Eko Pujiyanto merupakan Calon anggota legeslatif dari partai PDI Perjuangan di Dapil 2 Karanganyar. Beliau Merupakan putra daerah Tawangmangu yang saat ini di gadang gadang oleh berbagai lapisan masyarakat di Tawangmangu untuk bisa mewakili kurang lebih 35 ribu warga di Tawangmangu untuk duduk sebagai pengemban aspirasi masyarakat Tawangmangu.

Mereka ikut menyaksikan upacara adat bersih dusun yang juga bentuk ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam upacara adat ini, puncaknya digelar prosesi abur ayam yang merupakan pemberian warga. Mereka membuat nazar atau permintaan dalam hatinya termasuk politikus dan pejabat yang datang.

Berdasarkan pantauan portaljateng.com ratusan warga tumpah ruah di jalanan kampung setempat sejak Selasa siang. Mereka menyaksikan atraksi kesenian reog. Ada belasan dadak reog dimainkan secara bergantian di jalanan tersebut.

Sementara alunan musik gamelan mengalun di Pendapa lingkungan Pancot. Warga yang memiliki nazar datang membawa sepasang ayam jantan dan betina. Mereka menunggu di sekitaran pendapa tersebut.

Prosesi adat dilanjutkan dengan doa oleh sesepuh setempat dan mengambil air badek dari punden. Air badek dari Punden diambil menggunakan kendil lalu disiramkan ke warga.

Warga mempercayai air tersebut memberikan berkah. Prosesi acara yang terakhir merupakan penutup upacara adat mondosiyo digelar abur ayam atau rebutan ayam. Ayam ini dilepas di atas pendapa. Ayam yang dilepas tersebut merupakan pemberian dari warga sekitar yang sebelumnya telah membuat nazar atau berjanji dalam hatinya sendiri.

Warga yang telah membuat nazar tersebut akan memberikan ayam hidup di waktu yang bertepatan dengan pelaksanaan upacara adat ketika permintaan, harapan, dan nazarnya telah dikabulkan.

Saat dilepaskan di atas pendapa, warga langsung berebut ayam tersebut. Warga bahkan bergelantungan untuk saling berebut ayam nazar tersebut.


Warga Nglebak,  Eko Pujianto memberikan empat ekor ayam pada saat digelarnya upacara mondosiyo. Ayam ini sekaligus bentuk nazar dirinya yang maju dalam pencalegan di Pemilu 2024.

Sebagai warga setempat, dia tak pernah absen untuk memberikan ayam di upacara adat Mondosiyo tersebut. “Ini bentuk ngalap berkah dan nguri-uri budaya. Sekalian saya juga nazar mau nyaleg DPRD Kabupaten Karanganyar dari Dapil II,” kata dia.

Menurut penjelasan dari Koordinator Lingkungan (Korling) Pancot Lor, Teguh Cahyono mengatakan bahwa upacara adat mondosiyo dilaksanakan secara turun temurun oleh warga sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Upacara adat mondosiyo ini digelar tepat dengan wuku mondosiyo. Dalam satu tahun upacara adat mondosiyo digelar sebanyak dua kali.

“Rangkaian upacara adat mondosiyo diawali dengan kesenian reog, doa bersama, siram banyu badeg, dan yang terakhir ada rebutan ayam di pendapa,” kata dia.

(HDS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Dilarang untuk menyalin artikel ini tanpa izin !!