PATI, Portaljateng.com – Wacana pembangunan mega proyek jalan tol Demak-Tuban yang akan melintasi Kabupaten Kudus, Pati, dan Rembang hingga kini belum juga terealisasi. Padahal, pembahasan studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sudah dilakukan pada tahun 2022 silam.
Terkait hal ini, anggota Komisi V DPR-RI Sudewo angkat bicara. Pihaknya yang membidangi masalah infrastruktur menyebut, saat ini rencana pembangunan tersebut sudah dilakukan studi oleh para ahli.
Jika tak ada aral melintang, kata Sudewo, pada akhir tahun 2024 ini sudah akan dilaksanakan lelang untuk menentukan pihak manakah yang akan memenangkan tander terhadap pengerjaan proyek tol Demak-Tuban.
“Rencana pembangunan jalan tol Demak Tuban saat ini masih berproses. Studinya sudah selesai dilakukan, kemudian akhir tahun nanti akan dilakukan lelang investor siapa yang siap untuk berinvestasi membangun jalan tol,” ungkapnya, Kamis (16/5).
Setelah menetapkan investor, anggota DPR-RI dari Dapil III Jawa Tengah ini mengungkapkan, pembebasan lahan akan segera dilakukan. Sesuai dengan hasil studi, sebanyak 39 desa di 9 kecamatan di Kabupaten Pati akan terkena dampak dari mega proyek ini.
Terkait anggaran, Sudewo belum bisa memastikan jumlah yang akan dialokasikan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hanya saja, sangat dimungkinkan nantinya pemerintah akan berhutang dengan negara lain disamping menggunakan APBN (Alokasi Pendapatan Belanja Negara).
“Pemerintah juga akan menggunakan APBN serta loan atau utang luar negeri. Insyaallah di tahun 2025 mulai dilakukan pembebasan lahan,” tambah Sudewo.
Tentunya, keberadaan jalan tol Demak-Tuban yang akan melintasi Kabupaten Pati mampu membawa kemajuan khususnya dari segi perekonomian masyarakat.
Disamping itu, kemacetan yang seringkali terjadi di ruas jalan Pantura Pati bisa terurai dengan adanya jalan tol.
“Kalau jalan tol ini dibangun tentu akan mendongkrak perekonomian Kabupaten Pati dan saya akan konsen bersama Menteri PUPR,” pungkasnya.
Red