PATI, Portaljateng.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pati diduga kurang transparan dalam proses eksisting Panitia Pengawas Pemilu Tingkat Kecamatan (Panwaslucam).
Sebelumnya banyak beredar flayer yang meminta Bawaslu Kabupaten Pati untuk netral, tidak berpihak maupun terkotak pada warna atau kelompok tertentu pada proses eksiting maupun rekrutmen panitia penyelenggara.
Joni salah seorang mantan Panwaslucam dan gagal dalam proses eksisting. Proses eksisting diduga hanya sebagai bentuk kamuflase dalam rekrutmen panitia.
“Kalaupun niatnya transparan, kenapa tidak di munculkan nilai. Padahal porsi penilaianportopolio 40 % dan penilaian atasan 60 %, itupun setiap soal ada scorenya. Juklak juknisnya begitu waktu penyampaian oleh saudara ketua,” ucap Joni, Minggu (5/5/2024).
Selain tidak tahu hasil setiap soal yang dikerjakan, Joni juga mengeluhkan penilaian kinerjanya menjadi Panwaslucam pada pilihan Capres dan Cawapres yang digelar bulan Februari kemarin dinilai kurang.
“Bicara kerja, Bawaslu itu kan ada divisi SDMO (Sumber Daya Manusia dan Organisasi). Selama ini mereka juga rajin turun kebawah untuk supervisi, selama itu pula tidak ada tindakan yang bersifat pembinaan secara personal. Artinya semua jajaran bawah tidak ada masalah terkait kinerja terbukti pemilu berjalan lancar sukses tidak ada permasalahan menonjol. Kenapa di saat akhir evaluasi kita semua di anggap tidak bisa bekerja anehkan,” jelasnya.
“Kalau kita semua tidak bisa bekerja, mestinya Pemilu kemarin kacau dan banyak meninggalkan permasalahan di lingkup kecamatan atau Kabupaten Pati, toh ini tidak. Hanya ada permasalahan di Kecamatan Jaken kemarin,” pungkasnya.
Red